ASAL MUASAL CIANJUR: Pusat kota Cianjur pernah di Cibalagung

Bermula dari Sebuah Desa

Mushola kecil itu diapit sebuah sungai. Kendati tidak lagi jernih, aliran air sungai itu terbilang cukup deras. Beberapa engkang-engkang (aquarius remigis) sejenis laba-laba air bertubuh kurus– menari-manari di atas riak-riaknya. Tepat di atas mushola tersebut, sebuah dataran tinggi dipagari pepohonan hijau. Orang sana mengenalnya sebagai Bukit Cijagang, tempat bersemayamnya jasad Aria Wiratanu I, kakek moyang dalem-dalem Cianjur.

Bukit Cijagang luasnya sekitar 4 hektar. Secara geografis, termasuk dalam wilayah Kampung Majalaya, Desa Cijagang, Kec. Cikalongkulon. Di Cianjur, Wiratanu I adalah lelaki sohor sepanjang zaman. Hampir dari generasi ke generasi, ia seperti hidup dalam benak para bocah Cianjur laiknya Spiderman, Batman atau Superman bagi anak-anak zaman sekarang. Namanya sering disebut dalam nada khidmat sebagai Kanjeng Dalem Cikundul.

Banyak cerita-cerita legendaris sekitar Kanjeng Dalem Cikundul. Salah satunya yang paling favorit, Sang Dalem pernah menikahi seorang putri dari bangsa Jin. Hebatnya, dari pernikahan itu lahir 2 putra dan 1 putri: Raden Eyang Aria Suryakencana, Raden Andaka Wirusajagat dan Raden Indang Sukaesih. Beberapa waktu yang lalu, saya sempat menanyakan keberadaan mereka kepada almarhum Raden Tjitji Kamal Sanoesi, Apa jawabnya?

“Sampai sekarang mereka masih ada, Raden Suryakancana menjadi penguasa kerajaan jin di Gunung Gede, Raden Andaka menjadi penguasa kerajaan jin di Gunung Kumbang dan Raden Indang jadi ratu jin di Gunung Ceremai,”kata lelaki yang  mengaku sebagai keturunan kesekian dari Kanjeng Dalem Cikundul tersebut.

Beberapa bulan yang lalu saya pernah mendiskusikan soal pernikahan “beda dimensi” ini dengan Rahmat Safari. Pemerhati sejarah Cianjur itu, hanya tertawa mendengar soal tersebut. Yang paling mungkin, katanya, Aria Wiratanu I tertarik sama gadis desa setempat dan ia merasa itu aib.”Ya namanya juga bangsawan, gengsi dong nikah sama perempuan biasa,”ujar lelaki yang sejak di bangku sekolah dasar sering melahap buku-buku sejarah itu. Tapi, sudahlah. Biarlah itu menjadi misteri sendiri.Terserah orang mau memilih versi yang mana.

Kembali ke silsilah Sang Wiratanu I. Menurut Gunawan Yusuf, Aria Wiratanu I (terlahir sebagai Raden Jayasasana) merupakan keturunan raja-raja Talaga (salah satu negara bagian Kerajaan Pajajaran). Ia putera sulung dari Aria Wangsa Goparana, salah seorang putra Raja Talaga yang menganut Islam.

Laiknya anak-anak muda era itu, Aria Wiratanu I tak luput dari hobi berpetualang. Tahun 1635, dalam sebuah petualangannya, ia menemukan sebuah kawasan subur di delta Sungai Citarum (sekarang masuk wilayah Cibalagung,Cikalong Kulon) dan langsung jatuh cinta. Sang pemuda kemudian memutuskan untuk menetap dan mendirikan sebuah desa yang ia beri nama Cianjur dengan ibukotanya di Cikundul. Sepertinya dari sinilah gelar Dalem Cikundul mulai ia sandang.

Kadaleman Cianjur kemudian berkembang menjadi sebuah wilayah setingkat kadipaten.Orang-orang mulai berdatangan dari berbagai sudut untuk menetap di sana. Meskipun secara politis tidak masuk dalam kekuasaan Mataram, Banten, Cirebon dan VOC namun Cianjur sebisa mungkin memelihara sikap netralnya.

Kekuatan-kekuatan besar sekitar Cianjur tersebut bukannya tidak pernah mencoba menganeksasi wilayah subur itu. Sekitar Februari 1680, 800 prajurit Banten pernah melancarkan infiltrasi ke wilayah ibu kota Cikundul namun berhasil dihalau oleh pasukan Cianjur pimpinan Wiratanu I. “Dalam pertempuran itu, Banten kehilangan 47 prajuritnya. Namun kemenangan itu harus ditebus oleh banyak nyawa rakyat Cianjur termasuk  1 lurah dan seorang panglima bernama Santaprana,” tulis Gunawan Yusuf dalam Sejarah Cianjur.

Tahun 1691, Wiratanu I mangkat. Ia lantas digantikan oleh salah seorang putranya yang bernama Wiramanggala (bergelar Aria Wiratanu II). Beberapa saat setelah diangkat menjadi penguasa Cianjur, Wiratanu II kemudian memindahkan ibu kota Cianjur ke Pamoyanan (sekarang terletak di Jl. Siti Jenab Cianjur, termasuk dalam kawasan Cianjur kota).

source: https://islamindonesia.id/berita/semalam-di-tjiandjoer-2.htm
Tag : ARTIKEL
Back To Top